Rodhophyta

Rodhophyta

Karagenan merupakan kelompok polisakarida galaktosa yang  diekstraksi  dari rumput laut. Sebagian besar karaginan mengandung natrium, magnesium, dan  kalsium yang dapat terikat pada gugus ester sulfat dari galaktosa dan kopolimer  3,6-anhydro-galaktosa . Karagenan memiliki sifat-sifat hidrokoloid sehingga banyak digunakan dalam produk pangan dan industri. Selain digunakan sebagai  penstabil, sifat-sifat fungsional lainnya dalam produk pangan adalah sebagai pencegah kristalisasi, pengemulsi, pembentuk gel, pengental, koloid pelindung dan penggumpal. Beberapa marga rumput laut merah penghasil karagenan antara lain Chondrus, Eucheuma,  dan Gigartina, namun pada umumnya untuk daerah tropis banyak dihasilkan oleh marga Eucheuma. Karagenan  memiliki kemampuan untuk membentuk gel secara  thermoreversible atau larutan kental jika ditambahkan ke dalam larutan garam sehingga banyak dimanfaatkan sebagai pembentuk gel, pengental, dan bahan penstabil di berbagai industri seperti pangan, farmasi, kosmetik, percetakan, dan tekstil (Campo  et al., 2009).

Read More

Phaeophyta

Phaeophyta

Phaeophyta (berasal dari bahasa Yunani, phaios yang berarti gelap), merupakan alga multiseluler yang dikenal dengan nama alga coklat. Warna coklatnya berasal dari pigmen fukosantin yang dimilikinya. Selain pigmen coklat, pada Phaeophyta ditemukan juga pigmen lainnya berupa klorofil a dan c, serta pigmen karotin. Oleh karena keberadaan klorofil ini, Phaeophyta bersifat autotrof. Fotosintesisnya terjadi pada helaian yang menyerupai daun. Hasil fotosintesisnya berupa karbohidrat yang yang disebut laminarin. Alga coklat umumnya hidup di lingkungan laut. Hanya beberapa jenis Phaeophyta yang saja yang hidup di air tawar. Banyak alga coklat memiliki struktur berisi udara yang membuat mereka dapat melayang di air (Pitriana, 2008).

Read More

PENGAWETAN TELUR IKAN

 

PENGAWETAN TELUR IKAN

Pengawetan memerlukan zat kimia dengan persyaratan yang lebih khusus, yaitu mampu mencegah kerusakan baik yang ditimbulkan oleh bakteri maupun akibat enzim (autolysis). Karena jaringan yang menyusun tubuh organisme sebagian besar tersusun atas protein, maka  pengawetan harus mampu mengawetkan dan membuatnya tidak larut pada proses yang lebih lanjut (complete preserve). Selain itu, zat tersebut juga harus dapat bereaksi dengan cepat, sehingga mampu menghentikan semua proses enzimatik di dalam jaringan dengan segera. (Syaihailatua & Pradina,1996.)

Read More

Perbedaan Nila Jantan dan Betina

Perbedaan Nila Jantan dan Betina

 

Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya.  Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma.Pada jantan alat kelamin berupa papila  yang agak runcing yang berfungsi sebagai muara urine dan saluran sperma yang terletak di depan anus .Sedangkan tanda – tanda ikan nila merah betina adalah alat kelamin berupa tonjolan di belakang anus, dimana terdapat dua lubang. Lubang yang depan untuk mengeluarkan telur dan lubang yang belakang untuk mengeluarkan air seni dan bila telah mengandung telur yang sudah masak, perutnya akan  terlihat  membesar  dan apabila ditekan akan keluar telur (Suyanto, 2003).

Read More