SANITASI DAN SANITIZER DALAM INDUSTRI PANGAN

SANITASI DAN SANITIZER DALAM INDUSTRI PANGAN

A. ILMU SANITASI
Manusia selalu berusaha mengubah lingkungannya dengan cara-cara tertentu agar
menghasilkan kondisi yang paling menguntungkan baginya. Salah satunya berusaha
menghasilkan kondisi yang saniter bagi lingkungannya. Usaha-usaha ini dihimpun
manusia dan dijadikan ilmu sanitasi (sanitary science).
Ehlers dan Steele (1958) mendefinisikan sanitasi sebagai pencegahan penyakit
dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan
dalam rantai perpindahan penyakit tersebut.
Secara luas ilmu sanitasi adalah penerapan dari prinsip-prinsip tersebut yang akan
membantu dalam memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang
baik pada manusia. Untuk mempraktekkan ilmu ini, maka seseorang harus mengubah
segala sesuatu dalam lingkungan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
membahayakan terhadap kehidupan manusia. Dalam arti luas, juga mencakup kesehatan
masyarakat (taman, gedung-gedung umum, sekolah , restoran dan lingkungan lainnya).
Sanitasi akan membantu melestarikan hubungan ekologik yang seimbang.
Sanitasi pangan merupakan hal terpenting dari semua ilmu sanitasi karena sedemikian
banyak lingkungan kita yang baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan
dengan suplai makanan manusia. Hal ini sudah disadari sejak awal sejarah kehidupan
manusia dimana usaha-usaha pengawetan makanan telah dilakukan seperti penggaraman,
pengasinan, dan lain-lain.
Sanitasi pangan berhubungan erat dengan sanitasi obat-obatan dan kosmetik, karena
penggunaan ketiga komoditi tersebut yang memerlukan kontak baik secara internal
maupun eksternal dengan tubuh manusia. Demikian pula halnya sanitasi pangan tidak
dapat dipisahkan dengan sanitasi lingkungan dimana produk makanan disimpan,
ditangani, diproduksi atau dipersiapkan, dan dari praktek saniter serta higiene personalia
yang harus menangani makanan.
Dalam industri pangan, sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan secara aseptik dalam
persiapan, pengolahan dan pengkemasan produk makanan; pembersihan dan sanitasi
pabrik serta ingkungan pabrik dan kesehatan pekerja. Kegiatan yang berhubungan dengan
1produk makanan meliputi pengawasan mutu bahan mentah, penyimpanan bahan mentah,
perlengkapan suplai air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan pada semua tahap-
tahap selama pengolahan dari peralatan personalia, dan terhadap hama, serta
pengkemasan dan penggudangan produk akhir. Read More

ALKALI TREATED COTONII (ATC)

ACARA 6
ALKALI TREATED COTONII (ATC)

A. TUJUAN
1. Mengetahui proses pembuatan Alkali Treated Cottonii (ATC)
2. Mengetahui rendemen dan kadar air ATC Chips yang dihasilkan
B. TINJAUAN PUSTAKA
Rumput laut adalah tumbuhan yang hidup di laut dan merupakan jenis makroalga.
Tanaman ini adalah ganggang multiseluler divisi Thallophyta. Rumput laut tidak termasuk
tumbuhan sejati karena tidak memiliki akar, batang dan daun. Tumbuhan ini biasanya
hidup di dasar perairan yang masih terkena cahaya matahari. Berdasarkan pigmen, warna
rumput laut terbagi atas 4 jenis yaitu ganggang biru (Cyanophyceae), ganggang hijau
(Chlorophyceae), ganggang merah (Rhodophyceae) dan ganggang coklat (Phaeophyceae)
(Yudhi 2009). Jenis rumput laut yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia adalah
dari kelas Rhodophyceae yang mengandung agar-agar dan karaginan. Alga yang termasuk
ke dalam kelas Rhodophyceae yang mengandung karaginan adalah Eucheuma dengan
nama lokal agar-agar (Winarno, 1990). Read More

Dressing Percentage

 

Ikan termasuk hewan bertulang belakang ( vertebrata ) , bernafas dengan insang, habitat berada pada perairan . Ikan bergerak dan menjaga keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip – sirip . Morfologi ikan ada bermacam – macam, tetapi morfologi dasar adalah terdiri dari badan, kepala, dan juga ekor. (Jacob, 2008). Dari bentuk fisiknya bagian tubuh ikan yang dapat dimakan (edible portion)adalah dagingnya, sedangkan bagian tubuh lainnya seperti kepala, insang, isi perut,kulit, sirip dan tulang merupakan bagian yang tidak dapat dimakan meskipun pada jenisikan tertentu bagian ini merupakan produk perikanan eksklusif yang mahal harganyasetelah mendapatkan perlakuan pengolahan/penanganan khusus. (Zaitsev,et al., 1969). Menurut Ikasari et al., (2011) Setiap jenis ikan memiliki edible portion yang berbeda-beda. Secara umum bagian ikan yang dapat dimakan (edible portion) berkisar antara 45-50% dari tubuh ikan.

Read More