PENDEDERAN IKAN KERAPU

Indonesia merupakan produsen utama benih kerapu, dengan tempat-tempat pembenihan di utara Bali yang memproduksi 200.000–1.000.000 kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) per bulan dan sejumlah benih kerapu tikus (Cromileptes altivelis) yang lebih sedikit dan kerapu sunu (Plectropomus leopardus). Tempat pembenihan umumnya membesarkan bibit hingga panjang total (TL/total length) sekitar 2–3 cm, sementara pembudidaya ikan yang membesarkan dalam keramba jaring apung membutuhkan ukuran benih yang lebih besar, kisaran TL 5–10 cm. Untuk memenuhi ukuran yang diperlukan, sub sektor khusus pendederan ikan kerapu telah dikembangkan untuk membesarkan bibit berukuran 2–3 cm menjadi 5–10 cm atau lebih besar, guna selanjutnya ditebar di keramba di laut untuk pembesaran.

Pendederkan kerapu dilakukan baik di tangki di lokasi pantai dengan air laut (tangki budi daya), maupun dalam keramba yang diset dalam tambak payau (tambak). Umumnya, juvenil kerapu yang dideder di tambak berwarna lebih gelap daripada yang dideder di tangki. Namun, kerapu juvenil yang dipelihara di tambak cenderung memiliki toleransi yang lebih baik terhadap variabel parameter lingkungan (seperti salinitas) dan lebih disukai untuk dibesarkan di keramba di laut karena mereka sudah cukup beradaptasi untuk hidup di keramba. Read More