PAPER
TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN
UJI SCORING
OLEH
AKHMAD AWALUDIN AGUSTIAR
14/369621/PN/13935
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN IKAN
DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
Uji Scoring
Uji scoring merupakan uji yang menggunakan panelis terlatih dan benar-benar tahu mengenai atribut yang dinilai. Tipe pengujian skoring sering digunakan untuk menilai mutu bahan dan intensitas sifat tertentu misalnya kemanisan, kekerasan, danwarna. Selain itu, digunakan untuk mencari korelasi pengukuran subyektif dengan obyektif dalam rangka pengukuran obyektif (presisi alat) (Kartika et al., 1988).
Menurut Setyaningsih (2010) dengan pembuatan skala skoring perlu diperhatikan beberapa hal antara lain sebagai berikut :
- Bila nilai yang dinilai dari satu sifat urutan, sifat yang dinilai adalah kenampakannya, kemudian bau, kemudian rasa (dicicipi).
- Skala tidak terlalu besar atau terlalau kecil, diperkirakan dapat memberi gambaran sifat yang dinilai dan reproducible.
- Ada persamaan persepsi antara panelis mengenai perbedaan dan persamaan yang ada dengan membandingkan denga standar atau suatu kesepakatan.
- Untuk keperluan pengendalian untuk dapat digunakan istilah baik dan tidak baik yang disesuaikan dengan standar jika diperlukan.
- Skala nilai yang dapat dibuat terstruktur digunakan potongan-potongan skala sedangkan tidak terstruktur bagian kepala dan belakang saja diberi deskripsi.
- Bentuk skala yang umum digunakan sama dengan skala hedonik.
Uji skoring dilakaukan dengan pendekatan skala atau skor yang dibutuhkan dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk. Dalam sistem skoring angka digunakan untuk menilai intesitas produk dengan susunan meningkat atau menurun. Uji skoring dilakukan merupakan pemberian skor yaitu memberikan angka nilai untuk menetapkan nilai mutu sensori terhadap bahan yang diuji pada jenjang mutu atau tingkat skala hedonik. Tingkat skala mutu dinyatakan dalam skala mutu yang sudah baku. Uji skoring merupakan pengujian dengan menggunakan skala angka 1 sebagai nilai terendah dan angka 6 sebagai nilai tertinggi (Soekarto, 1985). Pentingnya uji skoring dalam bidang teknologi pangan adalah pemeriksaan mutu kualitas, pengendalian proses, dan pengembangan produk. Skala satu bagian dari uji inderawi adalah uji skoring. Pada dasarnya uji skoring merupakan pembedaan. Uji skoring merupakan uji kemampuan dalam memberikan penilaian sampel berdasarkan atribut atau sifat yang dinilai pada praktikum yang diujikan (Stone et al., 2004).
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, B., B. Hastuti., W. Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan Gizi. UGM. Yogyakarta.
Setyaningsih, Dwi, Anton A., Maya P.. 2010. Analisis Sensori Untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press. Bogor.
Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik. Bharata Karya Aksara. Jakarta.
Stone, Herbert dan Joel L Sidel. 2004. Sensory Evaluation Practices. Elsevier Academic Press. California.
Cover Buku