PRODUKTIVITAS MAKROALGA DI PANTAI SEPANJANG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Akhmad Awaludin Agustiar
14/369621/PN/13935
Intisari
Praktikum Produktivitas Makroalga di Pantai Sepanjang, Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan pada hari Sabtu 31 Oktober 2015. Pantai Sepanjang merupakan pantai berpasir putih dengan substrat pantai terutama berupa karang mati dan karang berpasir, yang sangat cocok sebagai habitat tumbuhan dan hewan laut. Salah satu tumbuhan yang mendominasi daerah pasang surut adalah makro alga. Tujuan dari praktikum ini yaitu Mengetahui komposisi jenis, densitas, frekuensi jenis dan penutupan alga di suatu wilayah dan Mengetahui indeks diversitas makroalga di suatu wilayah perairan. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalam metode kuadrat plot dengan menggunakan plot berukuran 1×1 m. Berdasarkan hasil praktikum, dari semua stasiun, jenis alga yang ditemukan yaitu Chlorophyta : Ulva sp. , Derbesia sp. , Caulerpa sp. , Codium sp. , Enteromorpha sp. , Phaeophyta : Sargassum sp. , Turbinaria sp. , Acanthopora sp. , Rhodophyta : Gigartina sp. , Gracilaria sp. . Nilai Frekuensi total sebesar 2,36 dan densitas total sebesar 119,045. Nilai indeks diversitas sebesar 1,3815 dengan alga yang paling mendominasi adalah Ulva sp. .
Kata kunci : Makroalga, Pantai Sepanjang, Densitas, Diversitas
Pendahuluan
Pantai Sepanjang merupakan salah satu dari tujuh pantai yang ada di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul sekitar 2 km disebelah timur pantai Kukup dan merupakan rangkaian dari pantai Baron dan Kukup. Dengan hamparan pantai yang luas dan berpasir putih serta memiliki berbagai jenis makro alga yang terhampar luas di daerah intertidalnya. Karakter utama pantai ini adalah memiliki substrat yang didominasi oleh karang mati dan pasir serta pada beberapa tempat bercampur dengan lumpur. Kondisi lingkungan dan substrat yang demikian merupakan habitat yang cocok bagi tanaman makro alga atau rumput laut.
Makro alga termasuk salah satu sumberdaya hayati laut yang tersebar melimpah di seluruh kepulauan Indonesia. Dari segi morfologi makro alga tidak memperlihatkan adanya perbedaan antara akar, batang, daun, atau buah, semuanya disebut thallus. Berdasarkan penggolongannya makro alga dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu Clorophyta (alga hijau), Phaeophyta (alga coklat), Rhodophyta (alga merah) (Dawes ,1981)..
Tujuan dari praktikum ini yaitu Mengetahui komposisi jenis, densitas, frekuensi jenis dan penutupan alga di suatu wilayah dan Mengetahui indeks diversitas makroalga di suatu wilayah perairan Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Nurmiyati dengan judul “Keragaman, Distribusi dan Nilai Penting Makroalga di Pantai Sepanjang Gunung Kidul”. Penelitian tersebut dilakukan pada bulan Februari 2013. Hasil penelitian menunjukkan adanya 13 spesies makro alga yang terbagi dalam 3 (tiga) kelas, yaitu Clorophyceae 6 spesies, Rodophyceae 5 spesies dan 2 spesies Paeophyceae. Spesies Boergesenia forbesii dari kelas Clorophyceae memiliki distribusi yang paling merata.
Metode Penelitian
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu 31 Oktober 2015 di Pantai Sepanjang Gunungkidul Yogyakarta. Stasiun dibagi menjadi 11 stasiun. Koordinat stasiun 1 yaitu 8°0,8.289′ LS ; 110°34.134′ BT pada plot 1 dan 8°0,8.247′ LS ; 110°34.028′ BT pada plot 4. Koordinat stasiun 11 yaitu 8°0,8.253′ LS ; 110°34.002′ BT pada plot 1 serta 8°0,8.245′ LS ; 110°33.999′ BT pada plot 4.
2.2 Pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalam metode kuadrat plot dengan menggunakan plot berukuran 1×1 m. Stasiun dibagi menjadi 11 dan setiap stasiun diambil data menjadi 4 plot. Alat yang digunakan yaitu Kuadrat Plot 1x1m, Tali rafia 10m, pena waterproof, kertas label, LKM, kertas PH, plastik klip, tikar, pasak besi/ kayu, botol film, clip board, kamera, termometer dan pelampung. Bahan yang digunakan yaitu sampel air laut, sampel flora yang belum teridentifikasi.
2.3 Analisis data
Yang dianalisis dalam praktikum ini yaitu :
- Densitas
merupakan perhitungan jumlah individu suatu spesies dalam total area sampel .
- D = n/A
Dimana, D = densitas, n = total jumlah individu spesies tertentu dan A = total area sampel
- Densitas Total = Ʃ Densitas spesies
- Densitas Relatif = Densitas suatu individu/densitas total x 100
(Romimohtarto & Juwana,2001)
- Frequensi
Merupakan jumlah total sampel yang terdapat spesies tertentu di dalamnya
F = j/k
Dimana, F = Frekuensi, j = jumlah sampel dengan spesies tertentu, k = jumlah total sampel (Romimohtarto & Juwana,2001)
- Nilai Penting
Nilai Penting = DR + FR
(Romimohtarto & Juwana,2001)
Hasil dan Pembahasan
Kondisi Pantai Sepanjang dalam cuaca cerah dengan suhu udara 27,6°C dan suhu air 27,2°C. pH air sebesar 8 dan salinitas sebesar 35‰. Kandungan pH cenderung basa dan salinitas cukup tinggi karena cuaca yang panas menyebabkan penguapan (evaporasi) tinggi. Substrat didominasi oleh karang mati dan pasir serta pada beberapa tempat bercampur dengan lumpur. Praktikum dimulai jam 14.00 WIB karena menunggu air laut surut.
Pada stasiun 9, alga yang ditemukan yaitu Ulva sp. , Enteromorpha sp. , Sargassum sp. , dan Acanthopora sp. .
Ulva sp.
Spesifikasi dari spesies ini adalah thallus tipis bentuk lembaran licin warna hijau tua tepi lembaran berombak. Thallus warna gelap pada bagian tertentu terutama dekat bagian pangkal karena ada sedikit penebalan. Sebaran dari spesies ini, tumbuh melekat pada substrat karang mati di daerah paparan terumbu karang di perairan dangkal dengan kedalaman 0,5 – 5 m dan dapat hidup pada perairan payau. (Msuya & Neori, 2002)
Enteromorpha sp.
Enteromorpha sp termasuk dalam classis Chlorophyceae karena berupa ganggang hijau dan termasuk ordo Ulotrichales sebab sel-selnya mempunyai satu inti dan satu kloroplas, membentuk koloni. Termasuk juga familia Ulvaceae dan memiliki ciri koloni berbentuk pipa atau pita. Habitat menempel pada tonjolan karang-karang di pantai, ditemukan dengan jarak sekitar 0,5 m dari tepi pantai. Enteromorpha membentuk helai tipis tabung pipih. Enteromorpha tinggi umum di zona intertidal, sering dekat air tawar, meskipun dapat ditemukan di seluruh intertidal dan di daerah dengan salinitas tinggi. Beberapa nama umum untuk enteromorpha termasuk selada string yang hijau, hijau confetti, atau rambut laut. (Wang et al., 2010)
Sargassum sp.
Sargassum sp. adalah rumput laut yang tergolong divisi Phaeophyta (ganggang coklat). Spesies ini dapat tumbuh sampai panjang 12 meter. Tubuhnya berwarna cokelat kuning kehijauan, dengan struktur tubuh terbagi atas sebuah holdfast yang berfungsi sebagai struktur basal, sebuah stipe atau batang semu, dan sebuah frond yang berbentuk seperti daun. Warna coklat pada algae divisi Phaeophyta muncul akibat dominansi dari pigmen fucoxanthin, klorofil a dan c, beta-karoten, dan xantofil lainnya. Karbohidrat yang disimpan sebagian besar tersedia dalam bentuk laminaran (polisakarida glukosa; terbentuk dari proses fotosintesis), disertai dengan pati dalam jumlah tertentu tergantung spesiesnya. Dinding selnya terbuat dari selulosa dan asam alginat (Guiry, 2007)
Acanthopora sp
Berbentuk silindris, berdiri tegak dan sedikit bercabang. Bagian lateral (daun) berbntuk silindris kecil, runicng, dan pendek. Terdapat holdfast sebagai alat untuk menempel pada substrat. Bagian tangkai utama yang berada di atas holdfast disebut dengan main axis, kemudian bagian yang bercabang disebutnya primary branch disebut secondary branch. Warna tubuhnya (thallus) merah kecoklatan, namun sebenarnya warna bervariasi ada yang berwarna coklat kehijauan sampai warna ungu. Alga ini memiliki manfaat yaitu sebagai bahan dasar pembuatan agar-agar dan sebagai sumber carregeenan untuk pesta. Horman pertumbuhan yang dimilikinya adalah gibberelin dan cytokinin. (Yudianto,1992)
3.1 Komposisi Jenis
Dari semua stasiun, jenis alga yang ditemukan yaitu :
Chlorophyta : Ulva sp. , Derbesia sp. , Caulerpa sp. , Codium sp. , Enteromorpha sp. , Phaeophyta : Sargassum sp. , Turbinaria sp. , Acanthopora sp. ,
Rhodophyta : Gigartina sp. , Gracilaria sp. .
3.2 Keragaman Jenis
Tabel 1. Keragaman Jenis Makroalga
No. | Jenis Alga | ni/N | ln (ni/N) | H | (-)H |
1 | Ulva sp. | 0,253531882 | -1,372265695 | -0,347913105 | 0,347913105 |
2 | Derbesia sp. | 0,013363879 | -4,315199783 | -0,057667809 | 0,057667809 |
3 | Halimeda sp. | 0 | 0 | 0 | 0 |
4 | Caulerpa sp. | 0,040091638 | -3,216587494 | -0,128958262 | 0,128958262 |
5 | Codium sp. | 0,011072929 | -4,503252015 | -0,049864188 | 0,049864188 |
6 | Enteromorpha sp. | 0,011072929 | -4,503252015 | -0,049864188 | 0,049864188 |
7 | Sargassum sp. | 0,504009164 | -0,685160829 | -0,345327336 | 0,345327336 |
8 | Turbinaria sp. | 0,005727377 | -5,162497643 | -0,02956757 | 0,02956757 |
9 | Padina sp. | 0,000190913 | -8,563695025 | -0,001634917 | 0,001634917 |
10 | Acanthopora sp. | 0 | 0 | 0 | 0 |
11 | Amphiroa sp. | 0,153684612 | -1,872852748 | -0,287828649 | 0,287828649 |
12 | Gigartina sp. | 0,000190913 | -8,563695025 | -0,001634917 | 0,001634917 |
13 | Gracilaria edulis | 0,013554792 | -4,301015148 | -0,058299365 | 0,058299365 |
14 | Gracilaria arcuata | 0,004200076 | -5,472652572 | -0,022985559 | 0,022985559 |
Indeks Diversitas (H’) | 1,381545864 |
Berdasarkan tabel tersebut, spesies paling banyak ditemui adalah ulva. Nilai keragaman jenis dari pantai Sepanjang yaitu sebesar 1,381. Hal tersebut menunjukan tingkat diversitas atau keragaman masih cenderung banyak meskipun beberapa jenis spesies sudah tidak ditemukan.
3.3 Frekuensi
Tabel 2. Frekuensi dan Densitas Chlorophyta
Kriteria | Chlorophyta | |||||
Ulva sp. | Derbesia sp. | Halimeda sp. | Caulerpa sp. | Codium sp. | Enteromorpha sp. | |
Frekuensi | 0,636 | 0,181 | 0 | 0,136 | 0,0909 | 0,5 |
Frekuensi Relatif | 26,923 | 7,692 | 0 | 5,769 | 3,846 | 21,1538 |
Densitas (ind/m2) | 30,18 | 1,59 | 0 | 4,77 | 1,318 | 60 |
Densitas Relatif | 25,35 | 1,33 | 0 | 4,0091 | 1,1072 | 50,400 |
Tabel 3. Frekuensi dan Densitas Phaeophyta
Kriteria | Phaeophyta | ||
Sargassum sp. | Turbinaria sp. | Padina sp. | |
Frekuensi | 0,181818182 | 0,022727273 | 0 |
Frekuensi Relatif | 22,22222222 | 2,777777778 | 0 |
Densitas (ind/m2) | 0,681818182 | 0,022727273 | 0 |
Densitas Relatif | 3,21888412 | 0,107296137 | 0 |
Tabel 4. Frekuensi dan Densitas Rhodophyta
Kriteria | Rhodophyta | ||||
Rhodophyta | Amphiroa sp. | Gigartina sp. | Gracilaria edulis | Gracilaria arculata | |
Frekuensi | 0,431 | 0,0227 | 0,02272 | 0,06818 | 0,0681 |
Frekuensi Relatif | 70,370 | 3,7037 | 3,7037 | 11,111 | 11,111 |
Densitas (ind/m2) | 18,295 | 0,02272 | 0,04545 | 1,613 | 0,5 |
Densitas Relatif | 89,345 | 0,11098 | 0,2219 | 7,885 | 2,441 |
Berdasarkan tabel diatas, Frekuensi terbesar adalah spesies Ulva sp. , dengan nilai frekuensi 0,6. Hal tersebut menunjukan bahwa jumlah Ulva sp. Di pantai sepanjang sangat melimpah dan hampir ditemui disemua stasiun pada saat ploting. Frekuensi relatif Ulva sp. Yaitu sebesar 26,9% dari total jumlah alga di pantai sepanjang. Hal tersebut juga membuat densitas Ulva sp. Paling besar yakni 30,18 dan densitas relaitfnya 25,35%.
3.4 Nilai dominansi
Berdasarkan data dari tabel frekuensi, maka dapat diketahui pula spesies mana yang dominan.Spesies paling dominan adalah Ulva sp. Spesies tersebut hidup secara berkoloni dan membentuk simbiosis mutualisme di stasiun 9. Secara keseluruhan, hubngannya adalah mutualisme,komensialisme & kompetisi, predastorisme di berbagai stasiun.
3.5 Kondisi Hidrologi
Tabel 5. Parameter kualitas air Stasiun 10 (THP)
Plot | Parameter Fisik | |||||
Suhu Air (°C) |
Suhu Udara (°C) |
pH | Salinitas (‰) | Substrat | ||
1 | 29 | 32 | 8 | 39 | pasir berbatu | |
2 | 28 | 28 | 8 | 39 | pasir berkarang | |
3 | 26,5 | 27 | 8 | 39 | berkarang | |
4 | 26,5 | 26 | 8 | 39 | berkarang |
Kondisi Pantai Sepanjang dalam cuaca cerah dengan suhu udara 27,6°C dan suhu air 27,2°C. pH air sebesar 8 dan salinitas sebesar 35‰. Kandungan pH cenderung basa dan salinitas cukup tinggi karena cuaca yang panas menyebabkan penguapan (evaporasi) tinggi. Substrat didominasi oleh karang mati dan pasir serta pada beberapa tempat bercampur dengan lumpur.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, dari semua stasiun, jenis alga yang ditemukan yaitu Chlorophyta : Ulva sp. , Derbesia sp. , Caulerpa sp. , Codium sp. , Enteromorpha sp. , Phaeophyta : Sargassum sp. , Turbinaria sp. , Acanthopora sp. , Rhodophyta : Gigartina sp. , Gracilaria sp. . Nilai Frekuensi total sebesar 2,36 dan densitas total sebesar 119,045. Nilai indeks diversitas sebesar 1,3815 dengan alga yang paling mendominasi adalah Ulva sp.
Saran
Praktikum Lapangan berjalan dengan baik dan aman. Saran untuk praktikum lapangan tahun depan jika bisa anggaran untuk praktikum lapangan di ajukan supaya iuran praktikan tidak terlalu besar.
Daftar Pustaka
Dawes, C.J. 1981. Marine Botany.Jhon wiley and son inc.Canada.
Guiry, M. D.2007. AlgaeBase version 4.2. World-wide electronic publication. National Universty of Ireland.Ireland
Msuya, F. E., dan Neori, S. 2002. Ulva reticulata and Gracilaria crassa: Macroalgae That Can Biofilter Effluent from Tidal Fishponds in Tanzania. Western Indian Ocean Journal Marine Science 1 (2): 117-126.
Romimohtarto,K., dan Juwana, S. 2001. Biologi Laut : Ilmu Pengantar Tentang Biologi Laut. Jakarta : Djambatan.
Wang J., Li Nan., Jiang P., Boo S. M., Lee W. J., dan Zhao J. 2010.Ulva and Enteromorpha (Ulvaceae, Chlorophyta) from Two Sides of the Yellow Sea. Chinese Journal of Oceanology and LimnologyVol. 28 No. 4, P. 762-768.
Yudianto, S.A. 1992. Pengantar Cryptogame (Sistematika Tumbuhan Rendah). Penerbit Torsito. Bandung
Bagaimana keadaan biota laut di pantai Sepanjang? Apalah pantainya masih terjaga?