ACARA I
PERHITUNGAN MIKROBIA PADA PRODUK PERIKANAN
Tujuan : Mengetahui cara perhitungan jumlah bakteri, jamur, dan khamir pada produk perikanan
Metodologi
- Alat
- Mortar
- Timbangan
- Tabung reaksi
- Mikrotube
- Petridisk
- Drigalski
- Jarum ose
- Inkubator
- Vortex
- Spuite
- Pisau
- Pembakar spiritus
- Tisu
- Hand counter
- Kamera
- Bahan
- Ikan nila pasar tradisiona
- Ikan nila pasar modern
- Ikan teri pasar tradisional
- Ikan teri pasar modern
- Terasi pasar tradisional
- Alkohol 70%
- Medium NA (Nutrient Agar)
- Medium PDA (Peptone Dextrose Agar)
- BPB (Butterfields Phosphate Buffered)
- Cara Kerja
- Sampel sebanyak 1gr yang sudah dihaluskan dimasukan ke dalam 9mL BPB. Dihomogenkan selama 2 menit
- Lakukan seri pengenceran hingga 10‑6 dengan 2 kali ulangan
- Pengenceran 10-2 hingga 10-4 ditanam pada medium PDA diinkubasi selama 5×24 jam
- Pengenceran 10-4 hingga 10-6 ditanam pada medium NA diinkubasi selama 2×24 jam
- Hitung jumlah bakteri dan jamur
Hasil Pengamatan
Tabel perhitungan jumlah bakteri
Sampel | Konsentrasi | Ulangan | N(CFU/ml/gr) | ||
I | II | ||||
Nila pasar tradisional | 10-4 | TBUD | 15 | 42 | = 42/ [(1×1)+(0,1×1)+(0,01×0)]x10-5
= 4,2×107 |
10-5 | 42 | 4 | |||
10-6 | 9 | 0 | |||
Nila pasar modern | 10-4 | 48 | 20 | 232 | = 232/ [(1×1)+(0,1×1)+(0,01×0)]x10-4
= 2,109×106 |
10-5 | 10 | 184 | |||
10-6 | 6 | 5 | |||
Teri pasar tradisional | 10-4 | 57 | 55 | 231 | = 231/ [(1×2)+(0,1×0)+(0,01×1)]x10-4
= 1,14×106 |
10-5 | 14 | TBUD | |||
10-6 | 119 | TBUD | |||
Teri pasar modern | 10-4 | 3 | 27 | 27 | = 27/ [(1×1)+(0,1×0)+(0,01×0)]x10-4
= 2,7×105 |
10-5 | 3 | 1 | |||
10-6 | 6 | 3 | |||
Terasi pasar tradisional | 10-4 | TBUD | 17 | 143 | = 143/ [(1×0)+(0,1×1)+(0,01×2)]x10-5
= 7,15×109 |
10-5 | 23 | 9 | |||
10-6 | 118 | 25 |
Tabel perhitungan jumlah bakteri
Sampel | Konsentrasi | Ulangan | N(CFU/ml/gr) | ||
I | II | ||||
Nila pasar tradisional | 10-2 | Spreader | Spreader | 127 | = 127/ [(1×0)+(0,1×1)+(0,01×1)]x10-3
= 1,154×106 |
10-3 | 171 | 112 | |||
10-4 | 6 | 15 | |||
Nila pasar modern | 10-2 | 121 | TBUD | 196 | = 196/ [(1×1)+(0,1×2)+(0,01×0)]x10-2
= 1,63×104 |
10-3 | 21 | 54 | |||
10-4 | 7 | 9 | |||
Teri pasar tradisional | 10-2 | 5 | 20 | 20 | = 20/ [(1×1)+(0,1×0)+(0,01×0)]x10-2
= 2×103 |
10-3 | 7 | 4 | |||
10-4 | 4 | 1 | |||
Teri pasar modern | 10-2 | 12 | 8 | 58 | = 58/ [(1×1)+(0,1×1)+(0,01×0)]x10-2
= 5,27×103 |
10-3 | 1 | 46 | |||
10-4 | TBUD | 3 | |||
Terasi pasar tradisional | 10-2 | 7 | TBUD | TBUD | >150 x 1/d
>150×1/10-2 >150×102 |
10-3 | 1 | 9 | |||
10-4 | 5 | 1 |
Pembahasan
Prinsip perhitungan jumlah mikrobia yang dilakukan pada praktikum ini yaitu dengan menghitung secara langsung petri yang sebelumnya telah diinkubasi dengan sampel yang akan diuji. Sampel pada petri menggunakan pengenceran bertingkat dengan ulangan 2 kali. Menurut Ferdiaz (1992), metode perhitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang hidup dapat berkembang menjadi koloni. Jumlah koloni yang muncul pada cawa adalah indeks bagi jumlah mikroorganisme yang terkandung dalam sampel. Cawan yang dipilih untuk digunakan dalam perhitungan harus memiliki syarat yaitu memiliki jumlah koloni antara 25-250. Organisme yang terdapat pada petri selanjutnya dihitung dengan rumus.
Metode yang digubakan pada praktikum ini yaitu metode agar sebar/cawa sebar. Menurut Talaro (1999), metode cawan sebar atau spread plate adalah metode yang dilakukan dengan cara menyemprotkan suspensi keatas medium agar kemudian menyebar secara merata dengan drigalski. Dengaqn ini mikrobia diharapkan terpisah secara individual kemudian dapat tumbuh menjadi koloni tunggal. Kelebihan dari metode ini yaitu koloni mikrobia dapat tumbuh menyebar pada medium agar. Sedangkan kekurangannya adalah karena medium bersifat universal, mikrobia jenis apapun dapat tumbuh sehingga seringkali ditemukan TBUD, dan juga tidak dapat digunakan untuk membiakan mikrobia yang diinginkan.
BPB (Butterfields Phosphate Buffered) adalah larutan buffer yang memiliki pH 7,2 yang sering digunakan dalam persiapan kultur bakteri. Fungsi dari larutan BPB adalah sebagai larutan pengenceran serta penyangga karena memiliki variasi pH yang luas. Menurut Food and Drug Administration (1995), komposisi dari larutan BPB adalah KH2PO4 dan Distilled Water.
Media PDA merupakan media yang umum digunakan untuk menganalisis jenis dan jumlah kapang pada produk makanan. Fungsi dari media ini yaitu untuk menghitung jumlah kapang yang memenihi petru dan menghambat pertumbuhan mikrobia lain )Indriati, 2010). Berdasarkan SNI 2332.7:2009, komposisi dari medium PDA adalah potatp infosion 200ml, dextrose 20g, agar 20g, dan aquades 1L.
Menurut Dwidjosepto (1994) Medium NA adalah salah satu medium yang mimiliki komposisi agar-agar yang telah dipanaskan dan mencair dengan suhu 95℃. Fungsi dari agar-agar adalah sebagai pengental supaya dapat padat pada suhu ruangan. Medium ini berfungsi untuk menumbuhkan bakteri yang bersifat umum. Komposisi dari medium ini yaitu peptic digest of animal, NaCl, beef extract, yeast extract, bacto agar dan aquades.
Menurut Shanon et al., (2013) Prosedur perhitungan bakteri dengan medium Thioglycollate secara anaerob dimulai dengan memasukan sampel ke dalam botol anarob selama inokulasi. Kemudian sampel dimasukan pada medium thioglycollate dan diinkubasi selama 7 hari pada suhu 35±2℃. Kemudian sampel juga harus di inkubasikan pada medium padar seperti BD Columbia Agar. Untuk hasil yang lebih optimal pada suasana anaerob, dapat ditambahkan hemin dan vitamin K1. Setelah diinkubasi, pertumbuhan bakteri akan terlihat dari kekeruhan ditabung. Setelah itu koloni berwarna pink dapat dikultur ke medium BD Columbia Agar dan diinkubasi kemudian dapat dihitung jumlah koloninya. Kompososo medium thioglycollate menurut Brewer (1940) yaitu yeas extract, pancreatic, digest of casein, glucise, L-Cystine, sodium chloride, sodium thioglycollate, resazurin dan agar.
Cara kerja praktikum ini dimulai dari menghaluskan sampel ikan (ikan nila modern) dengan mortar agar sampel menjadi lebih halus sekaligus memperbesar luas permukaannya. Kemudian diambil 1 gr dan dimasukan pada larutan 9mL BPB untuk pengenceran pertama dan sebagai larutan penyangga. Selanjutnya dilakukan seri pengenceran hingga 10-6 dengan cara mengambil 0,1mL ke 0,9mL BPB pada mikrotube dan divortex. Pengenceran berfungsi supaya didapat koloni tunggal saat pengamatan dan vortex berfungsi agar sampel dan BPB menjadi homogen. Pada pengenceran 10-2, 10-3 dan 10-4 dikultur pada medium PDA (kapang/khamir) sedangkan pada pengenceran 10-4, 10-5 dan 10-6 dikultur pada medium NA (bakteri). Hal ini karena ukuran bakteri lebih kecil jadi dibutuhkan pengenceran yang lebih besar daripada kapang/khamor. Sampel dikultur pada medium PDA dan NA dan diratakan dengan drigalski supaya tidak terjadi spreader. Setelah itu sampel diinkubasi agar bakteri dan kapang bisa tumbih. Medium PDA diinkubasi selama 5×24 jam suhu ruangan sementara medium NA diinkubasi selama 2×24 jam pada suhu 37℃.
Sampel yang digunakan oleh kelompok 2 adalah nila dari pasar modern. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan didapatkan hasil pada medium NA jumlah bakterinya sebananyak 2,109×106 CFU/mL/gr sedangkan kapang/khamir sebanyak 1,63×104 CFU/mL/gr. Menurut SNI 2729:2013 standar ikan segar memiliki batas mikrobia pada angka lempeng total (ALT) sebesar 5,0×105 CFU/mL/gr. Berdasarkan syarat standar mutu tersebut maka sampel ikan nila dari pasar modern tidak layak untuk dikonsumsi karena jumlahnya yang melebihi syarat. Sementara untuk kapang 1,63×104 CFU/mL/gr masih batas aman. Bakteri pada ikan nila sangat besar dapat disebabkan oleh kontaminasi silang praktikan saat pengujian yang tidak aseptis.