LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN PPM UGM SBR-01

Laporan Pelaksanaan Kegiatan (Individu)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Individu)

 

KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN: 2017

 

                        SUB UNIT                 :           1- Bala

                        UNIT                          :           SBR-01

                        KECAMATAN          :           Balanipa

                        KABUPATEN          :           Polewali Mandar

                        PROVINSI                 :           Sulawesi Barat

 

 

 

 

Disusun Oleh          :

 

                        Nama Mahasiswa   :           Akhmad Awaludin Agustiar

                        Nomor Mahasiswa :           14/369621/PN/13935

 

 

SUBDIREKTORAT KKN

DIREKTORAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2017

 

 

  1. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
    • PENDAHULUAN

KKN-PPM UGM unit SBR-01 berada di dua desa yakni desa Bala dan desa Pambusuang. Desa Bala merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Balanipa kabupaten Polewali Mandar provinsi Sulawesi Barat. Desa Bala merupakan pemukiman yang cukup padat karena terdapat 428 rumah yang terdiri dari 4 dusun yaitu dusun Bala 1, Bala 2, Tallo Barat dan Tallo Timur. Mata pencaharian masyarakat desa Bala sebagian besar yaitu nelayan, petani dan peternak. Hal tersebut karena letak desa Bala berada di pesisir pantai dan terdapat bukit sebagai lahan pertanian.

Sebagai wilayah pesisr, Bala memiliki potensi alam yang bagus namun tingkat pendidikan penduduknya masih rendah. Kasus putus sekola masih sering ditemui di desa Bala. Selain itu pernikahan dini dan kebiasaan sosial tertentu juga masih sering dilakukan. Kondisi tersebut membuat masyarakat Bala kurang untuk mengeksplor potensi-potensi alam yang mereka miliki. Oleh karena itu tim KKN SBR-01 mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat Pesisir melalui Pemanfaatan Potensi Lokal”. Program-program kami susun menyesuaikan tema tersebut. Namun, melalui observasi dan survey kami menemukan beberapa permasalahan lain. Permasalahan lingkungan seperti sampah dan tanah yang gersang, serta masalah sosial dan kesehatan juga menjadi fokus program kami.

Selama menjalani KKN di desa Bala, kami tinggal dirumah keluarga kepala desa Bala (bapak Abdul Basit). Tim KKN SBR-01 sub unit 1 dan 2 disambut dengan baik oleh keluarga kepala desa. Demikian pula dengan warga desa Bala yang antusias untuk mengenal semua mahasiswa KKN di desa Bala. Kendala yang dihadapi saat bersosialisasi dengan masyarakat Bala yaitu bahasa. Meskipun demikian, mahasiswa tetap semangat untuk bersosialisasi dengan masyarakat salah satunya dengan belajar bahasa mandar sedikit demi sedikit. Selama perencanaan dan pelaksanaan program kerja tim KKN dibantu oleh kepala dusun Bala 1, Bala 2, Tallo Barat dan Tallo Timur. Bersama dengan masyarakat Bala, tim KKN diperkenalkan mengenai budaya-budaya mandar seperti lagu, puisi, silat mandar, kuda menari, dan tari mandar. Selain itu kami juga dikenalkan makanan-makanan khas mandar seperti jawawut, jeppa, jalan kotek, sambusa, kababa dan pupu.

 

 

  • PEMBAHASAN

Pelaksanaan program kerja selama KKN di desa Bala dibagi menjadi 3 orientasi waktu, yaitu observasi selama 1 minggu, pelaksanaan selama 5 minggu dan pembuatan laporan selama 1 minggu. Awal kegiatan KKN dimulai pada tanggal 15 Juni 2017. Penyusunan LRK didasarkan atas hasil observasi dan masukan yang diberikan saat seminar desa. Berdasarkan hasil observasi dan masukan dari berbagai pihak, tersusunlah rencana program kerja yang ditunjukan oleh tabel 1.

Tabel 1. Rencana Program Kerja KKN desa Bala

No Kode Sektor Nama Kegiatan
1 2.5.8 Pelatihan pembuatan bakso ikan tuna
2 2.1.4 Pelatihan pembuatan kerajinan tas dan bros dari kain bekas
3 2.5.6 Pelatihan pengemasan produk bakso ikan
4 2.2.15 Pelatihan pembuatan nugget dari daun kelor
5 2.2.11 Pelatihan pembuatan pupuk kompos dari limbah rumah tangga
6 2.2.17 Penyuluhan pengendalian hama bawang merah
7 3.04.1 Pengenalan dan praktek vertikultur di SD

 

Adapun pelaksanaan program-program tersebut dijabarkan sebagai berikut :

 

Nama Program            :           Pelatihan Pembuatan Bakso Ikan Tuna

Kode Sektor                 :           2.5.8

Ikan merupakan salah satu komoditas yang mendominasi di wilayah pesisir seperti desa Bala. Sebagian besar penduduk desa bala adalah nelayan yang pergi untuk menangkap ikan. Ketersediaan ikan di bala selalu tercukupi, namun kurangnya diversifikasi pada pengolahan ikan membuat rendahnya nilai jual. Ikan yang menjadi komoditas di wilayah ini yaitu ikan tangkapan laut seperti tuna, marlin, tongkol, cakalang, cumi-cumi, selar, teri, serta ikan budidaya air payau seperti bandeng dan udang.

Program Pelatihan Pembuatan Bakso Ikan Tuna dilaksanakan pada Minggu, 9 Juli 2017 di kediaman ibu Rusdia (dusun Tallo Barat). Kegiatan ini diikuti oleh ibu-ibu PKK dusun Bala 1, Bala 2, Tallo Barat dan Tallo Timur yang berjumlah sekitar 12 Orang. Selain itu kegiatan ini juga di hadiri oleh kepala desa bala dan kepala dusun Bala 1, Bala 2, Tallo Barat dan Tallo Timur. Program ini dilaksanakan dengan dibantu oleh kelompok tani sejahtera. Tujuan dari dilakukannya pelatihan bakso ikan tuna ini yaitu untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil ikan sehingga dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga ketika dijadikan sebagai usaha. Kegiatan ini diakhiri dengan memakan hasil olahan bakso ikan yang dibuat bersama-sama.

Pelatihan pengolahan bakso ikan tuna dilaksanakan kembali di kantor PKK kabupaten Polewali Mandar pada tanggal 31 Juli 2017 atas permintaan dari Bapak Bupati Polewali Mandar. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 120 Orang yang terdiri ibu-ibu PKK sekabupaten Polewali Mandar. Pelaksanaan program ini bersamaan dengan pelatihan pembuatan dodol jawawut dan nugget kulit pisang. Peserta pelatihan kegiatan ini cukup antusias untuk mengikuti dan bertanya dari awal hingga selesai.

Hambatan yang terjadi saat pelaksanaan program ini yaitu pada pelaksanaan pertama yang dilakukan pada pagi hari dimana sasaran yaitu ibu-ibu sebagian besar sibuk untuk bekerja atau mengurus rumahnya sehingga peserta yang hadir kurang banyak. Pada pelaksanaan kedua yang dilaksanakan di Polewali Mandar, jumlah peserta sangat banyak sehingga peserta yang duduk paling belakang sulit untuk melihat. Selain itu tantangan yang ditemukan pada pelaksanaan program ini yaitu kendala bahasa yang terkadang sulit untuk dipahami oleh mahasiswa.

Program pelatihan bakso ikan bekerja sama dengan kelompok tani sejahtera dan Perkumpulan Ibu PKK Kabupaten Polewali Mandar. Program ini juga berjalan atas bantuan ibu rusdia yang secara sukarela menyediakan tempat untuk pelatihan. Kegiatan pelatihan di kabupaten Polewali Mandar juga terlaksana berkat bantuan Kepala Camat Balanipa yang telah membantu membeli bahan serta transportasi selama pelaksanaan. Keterlibatan mahasiswa selama berjalannya program ini yaitu ikut berbaur selama survei dengan kelompok tani sejahtera dan saat pelaksanaan program.

Pengolahan bakso ikan tuna memiliki potensi yang sangat besar karena adanya bahan baku yang tersedia di alam. Selain itu daya konsumsi masyarakat pesisir terhadap ikan juga cukup tinggi sehingga pengolahan bakso ikan ini berpotensi untuk menghasilkan keuntungan secara ekonomis. Keberlanjutan usaha pengolahan bakso ikan ini apabila dilakukan juga cukup baik karea bahan baku ikan yang selalu tersedia setiap hari.

 

Nama Program        :            Pelatihan pembuatan kerajinan tas dan                      bros dari kain bekas

Kode Sektor              :           2.1.4

Banyaknya limbah dari kain bekas yang dihasilkan oleh para penjahit mendorong adanya kelompok usaha kerajinan tas dan bros. Kelompok tani sejahtera adalah salah satu kelompok yang membuat kerajinan tas dan bros tersebut. Tujuan dari dilakukannya program pelatihan pembuatan kerajinan tas dan bros dari kain bekas ini yaitu untuk meningkatkan keterampilan para remaja yang ada di desa bala.

Program ini dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2017 yang bertempat di kediaman ibu Rusdia. Pelatihan ini diikuti oleh 12 orang warga dan mahasiswa KKN PPM UGM serta mahasiswa KKN dari Akper Wonomulyo. Harapan dari dilaksanakanya pelatihan ini yaitu agar para remaja memiliki keterampilan tambahan serta mengurangi limbah kain bekas.

Hambatan dan tantangan yang ditemui saat pelaksanaan pelatihan ini yaitu dari alat yang digunakan sangat terbatas sehingga dilakukan bergantian serta pelaksaan program ini berbarengan dengan pelatihan bakso ikan sehingga pembagian waktu cukup sulit. Program ini terlaksana atas bantuan kelompok tani sejahtera yang memberikan bersedia memberikan pelatihan serta ibu rusdia yang menyediakan tempat pelatihan. Peran mahasiswa dalam program ini yaitu sebagai fasilitator untuk mempertemukan sasaran (remaja) dengan kelompok sejahtera yang sudah terampil membuat kerajinan tas dan bros sehingga dapat dilakukan pelatihan. Mahasiswa juga ikut berbaur dan membuat  kerajinan tas.

Pembuatan kerajinan tas dan bros ini menggunakan kain sisa jahit yang diantaranya adalah kain tenun mandar sehingga memberikan keunikan tersendiri. Motif kain mandar cukup bagus ketika dibuat tas dengan model tas yang modern serta kekinian. Perpaduan antara budaya lokal yang dikemas dalam bentuk modern cukup berpotensi untuk dipasarkan secara luas. Potensi pengembangan usaha ini juga cukup baik karena adanya sumberdaya manusia terutama remaja di desa bala yang banyak serta bahan baku yang mudah didapat.

 

Nama Program         :           Pelatihan pengemasan produk bakso                                                             ikan

Kode Sektor              :           2.5.6

Program ini merupakan rangkaian dari pelatihan pembuatan bakso ikan. Tujuan dari pelatihan pengemasan produk bakso ikan ini yaitu agar masyarakat tau mengenai jenis kemasan foodgrade yang aman bagi makanan serta bagaimana cara mengemasnya supaya dapat memperpanjang masa simpan. Selain itu disampaikan juga pentingnya desain kemasan untuk menarik minat konsumen. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2017 bersama pelatian bakso ikan. Kemasan yang digunakan untuk mengemas bakso ikan pada pelatihan ini yaitu plasti PE (Poly Ethylene) yang dikemas secara hermetis menggunaka hand sealer.

Hambatan dan tantangan yang dihadapi pada pelatihan ini yaitu kemasan PE yang susah didapatkan dan jauh dari posko. Program ini terlaksana juga atas bantuan kelompok tani sejahtera yang telah meminjamkan alat pengemas heand sealer. Mahasiswa ikut terlibat secara langsung pada observasi ke masyarakat serta pada saat dilakukannya pelatihan ini. Keberlanjutan dari pengemasan produk bakso ikan ini sangat mungkin diteruskan karena tersedianya alat pengemas serta masyarakat yang telah mendapatkan pelatihan pengemasan.

 

Nama Program         :           Pelatihan pembuatan nugget dari daun                                              kelor

Kode Sektor              :           2.2.15

Program pelatihan pembuatan nugget dari daun kelor ini merupakan salah satu program yang diusulkan oleh warga desa bala. Terdapatnya banyak daun kelor yang tidak dimanfaatkan telah melatarbelakangi dilakukannya pelatihan ini. Nugget daun kelor adalah salah satu produk nugget yang dibuat menggunakan bahan dasar daun kelor dan wortel sebagai bahan pengisi. Pelatihan ini dilaksanakan bersamaan dengan pelatihan bakso ikan yaitu pada  tanggal 9 Juli 2017 di kediaman ibu Rusdia.

Hambatan dan tantangan yang ditemui saat menjalankan pelatihan ini yaitu pembagian waktu pelaksanaan. Hal tersebut karena program ini dilaksanakan bersamaan dengan program lain sehingga cukup sulit untuk membagi waktunya. Program ini dilaksanakan berkat bantuan kelompok tani sejahtera serta beberapa warga yang bersedia dimintai tolong untuk mencari daun kelor secara bersama-sama dengan mahasiswa KKN-PPM UGM. Pembuatan nugget dengan bahan dasar daun kelor termasuk unik karena daun kelor yang biasanya tumbuh tanpa dimanfaatkan lebih lanjut namun dapat dijadikan bahan dasar nugget. Potensi pengembangan dan keberlanjutan usaha nugget daun kelor ini apabila diteruskan sangat bagus karena ketersediaan bahan baku yang melimpah di desa Bala. Selain itu proses pembuatan nugget juga menggunakan alat dan bahan yang sederhana dan dapat dilaksanakan di rumah.

 

 

Nama Program         :           Penyuluhan pembuatan pupuk kompos                                             dari limbah rumah tangga

Kode Sektor              :           2.2.11

Sampah merupakan masalah utama yang terjadi di desa Bala. Salah satu jenis sampah yang setiap hari dihasilkan oleh rumah tangga yaitu sampah organik seperti sisa nasi, sayur, buah dan ikan. Sampah-sampah tersebut akan menimbulkan bau yang sangat menyengat apabila hanya dibuang di tempat pembuangan sampah. Pengolahan sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos adalah salah satu cara menganggulangi masalah tersebut.

Tujuan dilakukannya penyuluhan pembuatan pupuk kompos ini yaitu untuk mengurangi jumlah sampah organik dengan mengalihkannya menjadi pupuk kompos. Program penyuluhan ini dilaksanakan berbarengan dengan penyuluhan sampah dan rumah sehat yang dilakukan pada tanggal 20 Juli 2017 di kantor desa Bala. Masyarakat yang mengikuti penyuluhan ini diberi informasi mengenai cara pembuatan bioreaktor kompos.

Hambatan dan tantangan dalam pelaksanaan program ini yaitu bahan yang susah untuk didapatkan sehingga harus pergi ke kecamatan wonomulyo. Selain itu pembuatan pupuk kompos membutuhkan waktu paling cepat 3 minggu sehingga hasilnya belum bisa digunakan selama KKN berlangsung. Program ini berjalan atas masukan dan bantuan dari Forum Pemuda Pemerhati Desa (FPPD), warga desa bala dan perangkat desa. Program ini juga merupakan salah satu rangkaian kegiatan gotong royong sampah di desa bala bersama masyarakat. Keberlanjutan dari program pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk kompos diharapkan dapat berlanjut agar terciptanya lingkungan desa yang bersih serta dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang diganti dengan pupuk kompos.

 

 

Nama Program         :           Penyuluhan pengendalian hama bawang                                          merah

Kode Sektor              :           2.2.17

Sebagian besar warga desa Bala (hampir 50%) adalah petani. Para petani desa Bala berdomisili di dusun Bala 1 dan Bala 2. Desa Bala sempat menjadi salah satu desa penghasil bawang merah terbanyak di kabupaten Polewali Mandar. Namun sekarang jumlah petani bawang merah semakin sedikit akibat terjadinya kasus kegagalan panen. Para petani bawang merah banyak yang beralih profesi menjadi peternak atau Petani jawawut. Program penyuluhan mengenai pengendalian hama bawang merah diusulkan oleh pendamping desa Bala (Muhammad Nur) saat seminar desa.

Program penyuluhan pengendalian hama bawang merah dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2017 bertempat di kantor desa Bala. Jumlah petani yang hadir pada acara ini yaitu sebanyak 38 orang. Pada penyuluhan ini disampaikan materi mengenai jenis-jenis hama serta cara pengendaliannya oleh bapak Muhidin selaku kepala Balai Penyuluhan Pertanian Balanipa. Para peserta cukup antusias mengikuti jalannya acara karena materi yang disampaikan oleh penyuluh menggunakan bahasa mandar.

Hambatan dan tantangan yang terjadi saat pelaksanaan program ini yaitu jam waktu pelaksanaan yang molor karena para petani ketika pagi pergi ke kebun. Program ini terlaksana atas bantuan dari kepala desa Bala, pendamping desa Bala, serta Balai Penyuluhan Pertanian kecamatan Balanipa. Peran mahasiswa dalam program ini adalah sebagai fasilitator serta penghubung antara petani dengan penyuluh. Program ini diharapkan dapat memberi informasi kepada para petani sehingga mampu menumbuhkan kembali semangat untuk menanam bawang merah karena prospek pasar yang sangat bagus. Selain itu telah disampaikan pula oleh pendamping desa bahwa akan diadakannya dana desa untuk mengembangkan pertanian khususnya bawang merah dengan membuat embung desa.

 

Nama Program         :           Pengenalan dan praktek vertikultur di SD

Kode Sektor              :           3.04.1

Vertikultur merupakan salah satu cara menanam yang dilakukan secara vertikal untuk menghemat lahan. Pengenalan mengenai vertikultur dilakukan sejak dini sebagai salah satu pelajaran tambahan dan untuk menanamkan rasa cinta terhadap alam. Program mengenai pengenalan dan praktek vertikultur dilaksanakan pada tanggal 12 dan 17 Juli 2017 di SD 065 Impres. Siswa yang menjadi sasaran program ini yaitu siswa kelas 5 SD. Pada minggu pertama anak-anak diajarkan mengenai pentingnya menanam serta praktik penanaman vertikultur menggunakan bibt kecambah. Anak-anak kelas 5 tersebut diminta untuk merawat tanaman vertikultur secara berkelompok selama satu minggu dan mencatat pertumbuhannya. Pada pertemuan minggu kedua, dilakukan penilaian mengenai kecambah yang pertumbuhan dan pencatatannya paling baik. Kelompok terpilih mendapatkan hadiah dari mahasiswa KKN-PPM UGM.

Program ini berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Tantangan yang dihadapi yaitu memberikan motivasi percaya diri kepada para siswa karena banyak yang masih malu untuk maju atau menyampaikan pendapatnya. Program ini berjalan atas bantuan dari guru dan staff SD 065 Impres. Hal yang bisa didapatkan dari pelaksanaan program ini yaitu melatih anak untuk gemar menanam serta menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap diri dan lingkungan.

 

  1. KESIMPULAN

Secara umum, kegiatan yang telah dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia di Desa Bala khususnya dibidang  subsektor agro. Kegiatan yang dilakukan  dapat berjalan lancar atas dukungan  masyarakat Desa Bala (Dusun Bala 1 dan Tallo Barat), Forum Pemuda Pemerhati Desa (FPPD),  jajaran pemerintah  Desa  Bala, jajaran pemerintah kecamatan Balanipa, Balai Penyuluhan Pertanian Balanipa,  Perkumpulan Ibu PKK Polewali Mandar, Bupati Polewali Mandar, Balitbangren, dan instansi terkait.  Hambatan yang ditemui dapat teratasi dengan baik sehingga tidak mengganggu jalannya kegiatan yang telah direncanakan. Output  dari kegiatan yang telah dilakukan diharapkan dapat berkelanjutan sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat sampai di masa mendatang.

 

 

  • SARAN
  1. Perencanaan KKN sebaiknya perlu dikoordinasikan lebih baik lagi supaya program kerja yang dibuat sesuai dengan keadaan dan permasalahan yang terjadi di lokasi KKN.
  2. Para masyarakat, kelompot tani , Forum Pemuda Pemerhati Desa, dan perangkat desa Bala sebaiknya berperan  aktif  dan  lebih  intensif  dalam mengikuti  kegiatan KKN  agar  ilmu yang didapat dapat dibagikan  lebih  luas kepada masyarakat yang lain. Hal  itu ditujukan agar nantinya  jika  sudah  tidak ada mahasiswa KKN, semua lapisan masyarakat dapat  bergerak  aktif  sendiri  dan  kompeten  untuk  lebih  memajukan  Desa Bala khususnya dusun Bala 1 dan Tallo Barat.

 

 

  1. LAMPIRAN
  2. Pelatihan Pembuatan Bakso Ikan Tuna

 

 

  1. Pelatihan pembuatan nugget dari daun kelor

 

 

  1. Pelatihan pembuatan kerajinan tas dan bros dari kain bekas

 

 

 

  1. Pelatihan pengemasan produk bakso ikan

 

 

 

  1. Pelatihan pembuatan pupuk kompos dari limbah rumah tangga

 

 

  1. Penyuluhan pengendalian hama bawang merah

 

  1. Pengenalan dan praktek vertikultur di SD

Agustyar

Mahasiswa perikanan UGM 2014

Leave a Reply

Your email address will not be published.