Prinsip Sistem Manajemen Mutu ke- 5. Improvement (Pengembangan sistem)

Nama : Akhmad Awaludin Agustiar

NIM : 14/369621/PN/13935

 

Prinsip Sistem Manajemen Mutu ke-  5.  Improvement (Pengembangan sistem)

Pada prisnip improvement, Organiasi harus secara aktif merespon setiap perubahan internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi nilai produk atau pelayanan dari perspektif pelanggan.  Langkah yang bisa dilakukan untuk improvement yaitu : (1) Mendidik dan melatih karyawan di semua tingkatan tentang penerapan  teknik dasar untuk mencapai tujuan perbaikan. (2) Pastikan orang yang kompeten untuk melakukan project-project perbaikan (improvement) secara tuntas. (3) Memonitor, review dan mengaudit perencanaan, pelaksanaan, penyelesaian dan evaluasi hasil setiap “improvement project”. (4) Mengintegrasikan hasil perbaikan ke dalam pengembangan (Development) barang, jasa dan proses. Berdasarkan prinsip tersebut maka klausul terkait prinsip improvement dalam ISO 9001:2015 yaitu :

Klausul Tentang
6.3 Perencanaan perubahan
7.2 Kompetensi
8.2.4 Perubahan persyaratan untuk produk dan layanan
8.3.2  Perencanaan desain dan pengembangan
8.3.3 Desain dan pengembangan Input
8.3.4 Pengendalian desain dan pengembangan
8.3.5 Output desain dan pengembangan
8.3.6 Perubahan desain dan pengembangan
8.4 Pengendalian produk dan layanan eksternal yang disediakan
8.5.6 Kendali atas perubahan
9.1 Pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi
9.1.2 Kepuasan pelanggan
9.1.3 Analisis dan evaluasi
9.2 Audit internal
9.3.2 Input tinjauan manajemen
10.  Peningkatan
10.1 Umum
10.2 Ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan
10.2.1 Ketika ketidaksesuaian terjadi, termasuk setiap keluhan yang muncul, organisasi harus

 

 

Penerapan Target Penurunan Jumlah Bakteri Patogen dengan Konsep SMART pada Industri Fillet Ikan Kerapu Macan

Nama : Akhmad Awaludin Agustiar

NIM : 14/369621/PN/13935

 

Penerapan Target Penurunan Jumlah Bakteri Patogen dengan Konsep SMART pada Industri Fillet Ikan Kerapu Macan

 

Fillet ikan adalah salah satu produk perikanan yang berupa irisan daging segar tanpa sisik dan tulang untuk siap diolah. Keberadaan bakteri patogen pada produk fillet ikan terkait dengan aspek kualitas yang berkaitan dengan keamanan dan kemunduran mutu produk perikanan. Seiring dengan berjalannya fase kemunduran mutu ikan, maka jumlah bakteri patogen akan meningkat jika produk tidak ditangani secara benar. Bakteri patogen dengan jumlah yang melebihi standar dapat menyebabkan gejala penyakit ketika dikonsumsi. Oleh karena itu diperlukan strategi dengan konsep SMART untuk menurunkan jumlah bakteri patogen pada produk fillet ikan kerapu macan.

 

  1. Specific : Jumlah bakteri patogen pada produk perikanan segar sebelum diproses menjadi fillet umumnya masih batas normal. Perlakuan pada proses yang buruk dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri patogen. Dengan demikian perusahaan kami berkomitmen untuk menurunkan jumlah bakteri patogen pada produk fillet ikan kerapu macan.
  2. Measurable : Jumlah bakteri patogen pada produk perikanan dapat diukur dengan metode Angka Lempeng Total (ALT) sesuai dengan SNI 01-2332.3-2006 tentang Cara Uji Mikrobiologi. Target yang hendak dicapai yaitu dengan menurunkan jumlah bakteri patogen hingga jumlah maksimalnya 1×103 koloni/g. Jumlah tersebut aman karena maksimal jumlah bakteri pada produk fillet menurut SNI maksimal adalah 5 x 105 koloni/g.
  3. Achievable : Proses penurunan jumlah bakteri patogen ini sangat mungkin untuk dicapai dan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bahan baku ikan harus selalu diberi perlakuan rantai dingin sebelum, selama, maupun setelah diproses menjadi produk fillet. Hal ini bertujuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Selain itu sanitasi dan higiene dari pekerja juga harus tetap terjaga sesuai dengan SSOP (Standard Sanitation Operating Procedure). Selama proses pengolahan juga harus sesuai dengan cara pengolahan ikan yang baik dan benar.
  4. Reliable : Proses pelaksanaan penurunan jumlah bakteri patogen dilaksanakan oleh berbagai pihak terutama pada pekerja di proses produksi. Penerapan prosedur rantai dingin, SSOP, GMP dan HACCP juga akan membantu terlaksananya penurunan jumlah bakteri patogen. Komitmen serta konsistensi sangat dibutuhkan guna tercapainya tujuan tersebut.
  5. TimeFrame : Program penurunan jumlah bakteri patogen ini dilaksanakan selama proses produksi fillet kerapu macan terhitung mulai 23 Februari 2017 – 23 Desember 2017. Proses pengujian ALT dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu. Hasil pengujian ALT akan dilaporkan setiap bulan untuk melihat keberhasilan program ini.

TEKNIK PENANGANAN DAN PEMANFATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PERIKANAN

MAKALAH MANAJEMEN LIMBAH INDUSTRI PERIKANAN

TEKNIK PENANGANAN DAN PEMANFATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PERIKANAN

Disusun oleh:

Dhea Prasanti           (14/364783/PN/13634)

I Gde Putu R.            (14/369624/PN/13938)

Anisa Nada F.           (14/365172/PN/13718)

Sovia Indah               (14//365140PN/13697)

Ahmad Syaifullah     (14/365119/PN/13686)

Wawan Kurniawan  (14/365097/PN/13673)

Amara Faiz W.          (14/367219/PN/13822)

Akhmad A. Agustiar (14/369621/PN/13935)

Danang Adi W.          (14/369620/PN/13932)

Laila Nurmala Dewi  (14/365146/PN/13702)

Muhammad Usman (14/367142/PN/13806)

DEPARTEMEN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2017

Read More