Urea adalah senyawa turunan dari asam karboksilat yang mengikat gugusamida. Urea merupakan sumber amonia, dimana senyawa ini merupakan karakteristik dari daging ikan bertulang rawan. Urea memiliki sifat tidak berwarna, mudah larut dalam air dan alkohol, asam asetat dan pirimidin, tidak berbahaya namun dapat menghasilkan aroma yang spesifik dan rasa sour bitter (Kreuzer dan Ahmed 1978)
Teleostei potadrom (ikan air tawar) yang bersifat hiperosmotik terhadap lingkungannya, menyebabkan air bergerak masuk kedalam tubuh dan ion-ion keluar kelingkungan dengan cara difusi. Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuhnya, teleostei potadrom berosmoregulasi dengan cara minum sedikit atau tidak minum sama sekali. Kelebihan air dalam tubuhnya dapat mengurangi dengan cara membuangnya dalam bentuk urin (Fujaya, 2008)
Cairan tubuh ikan Elasmobranchii umumnya mempunyai tekanan osmotik yang lebih besar daripada lingkungannya karena disebabkan kandungan urea dan TMAO yang tinggi di dalam tubuhnya. Karena cairan tubuhnya yang hiperosmotik terhadap lingkungannya, golongan ikan ini cenderung menerima air melalui difusi, terutama melalui insang. Untuk mempertahankan tekanan osmotiknya, kelebihan air ini dikeluarkan sebagai air seni.(Juwana, 2007)
Kandungan urea pada elasmobranchii cukup bervariasi sesuai dengan spesiesnya, yang berkisar antara 1,4–2,0 % (Govindan ,1985). Menurut Santoso (2008), kandugan urea ikan cucut yaitu 1,98 – 2,32%. Menurut Lagler (1977) , kandungan urea ikan bertulang sejati (teleostei) sebesar 0,05%.
Metode yang digunakan dalam pengujian urea saat praktikum yaitu ………. Metode pengujian urea yang lain yaitu metode kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi. Pengukuran berdasarkan atas reaksi enzimatik dengan diasetil monoksim yang memanfaatkan enzim urease yang sangat spesifik terhadap urea. Konsentrasi urea umumnya dinyatakan sebagai kandungan nitrogen molekul. Metode lain yaitu metode spektrofotometri dan potensiometri. Pada metode ini digunakan metode Berthelot untuk menentukan senyawa urea dalan larutan serum kontrol. Hasil hidrolisis urea dengan urease menghasilkan amonia dan karbondioksida. Ion amonium yang terbentuk bereaksi dengan hipoklorit dan salisilat membentuk larutan kuning kehijau-hijauan yang dapat diukur secara spektrofotometri (Khairi,2005).
Dapus
Fujaya, Y. 2008.Fisiologi Ikan: Dasar Pengembangan Tehnik Perikanan. Penerbit Rineka cipta: Jakarta
Govindan TK. 1985. Fish Processing Technology. Oxford & IBH Publishing Co.Pvt.Ltd .New Delhi
Juwana Sri, Rumimohtarto Kasijan. 2007. Biologi Laut. Djambatan: Jakarta
Khairi.2005. Perbandingan Metode Potensiometri Menggunakan Biosensor Urea Dengan Metode Spektrofotometri Untuk Penentuan Urea. Jurnal Sains Kimia Vol 9, No.2, hal.68-72
Kreuzer R., Ahmed R. 1978. Shark Utilization and Marketing. Food and Agriculure Organization of The United Nations. Rome.
Lagler KF, Bardach JE, Miller RR, Passino DRM. 1977. Ichtiology. Edisi ke-2. John Willey and Sons Inc. . New York.
Santoso, J.2008.Perubahan karekteristik surimi ikan cucut dan ikan pari akibat pengaruh pengkomposisian dan penyimpanan dingin daging lumat.Jurnal Teknol dan Industri Pangan. Vol 19.no 1. Hal 57-66.