- Latar Belakang
Ikan lele (Clarias sp.) termasuk salah satu dari keenam komoditas lainnya yaitu, rumput laut, patin, bandeng, nila, dan kerapu yang akan dipacu pengembangan budidayanya dengan tujuan meningkatkan produksi budidaya pada beberapa tahun kedepan (Riyanto, dkk., 2010).
Ikan lele memiliki bentuk tubuh yang memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik, mempunyai kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam. Ikan lele banyak dijumpai di rawa-rawa dan sungai-sungai, terutama di datarn rendah sampai sedikit payau. ikan ini memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent, sehingga mampu hidup di air yang oksigenya rendah (Nijiyati, 1999).
Telaga Renjeng adalah kawasan wisata cagar alam yang berlokasi di desa Pandansari, kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Telaga ini dibangun pada tahun 1924, berada di bawah kaki Gunung Slamet. Cagar alam tersebut memiliki luas empat puluh delapan setengah hektare terdiri dari hutan damar dan pinus yang mengelilingi telaga serta terdapat beribu-ribu ikan lele yang jinak. Jumlah ikan lele di Telaga Ranjeng sampai saat ini belum di ketahui secara persis.
Pendugaan ukuran populasi mampu memberikan informasi penting mengenai studi ekologi, khususnya bila spesies yang dikaji terancam punah. Populasi tertutup menjadi syarat penerapan teknik mark-recapture. Studi ini terbukti mampu memberikan informasi mengenai pertumbuhan, ukuran populasi dan laju mortalitas ikan lele di Telaga Ranjeng.
- Tujuan
Tujuan penelitian ini untul menduga ukuran populasi dan kepadatan Ikan Lele (Clarias sp.) di Perairan Telaga Ranjeng pada dua kondisi berbeda dengan menggunakan metode mark-recapture dan menentukan keragaman ukuran serta kepadatan populasi.
- Metode Penelitian
Carag alam Telaga Ranjeng memiliki luas 48,5 Hektare. Perairan tersebut dihuni oleh beberapa speseies seperti Ikan Lele (Clarias sp.) dan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jumlah kedua spesies belum diketahui secara pasti.
600 buah perangkap dengan mess-size 34 mm dipasang secara acak sepanjang garis danau pada kedalaman 3, 7 dan 7 m. Dua musim penarikan contoh yaitu Agustus dan September 2016. Jaring dipasang pada sore hari dan diangkat pada hari ketiga. Hal ini dilakukan karena Clarias sp. merupakan spesies nokturnal. Setelah diangkat, jaring diletakkan kembali pada posisi semula. Area penelitian sekitar 1000 m sepanjang garis tepi bagian timur danau.
Metode Lincoln-Petersen atau biasa dikenal dengan Indeks Lincoln digunakan untuk menduga ukuran populasi tertangkap pada studi ini. Waktu pengambilan contoh dilakukan pada 4 kondisi berbeda yaitu 2 kali di bulan Agustus dan 2 kali di bulan Semptember 2016.
Modifikasi Chapman dari persamaan Lincoln-Peterseon yang diterapkan untuk
menduga ukuran populasi pada studi ini adalah:
Dimana N adalah penduga tak bias ukuran populasi pada waktu penandaan, m adalah jumlah lobster bertanda, c adalah jumlah tangkapan total dan r adalah jumlah lobster bertanda yang tertangkap kembali.
Kepadatan dihitung dengan formula D= N/A , dimana N adalah ukuran populai dan A adalah luasan area cakupan populasi lobster. Analisis statistik menggunakan SPSS. Perbedaan laju tertangkap kembali dianalisis dengan uji chi-square. Perbedaan ukuran populasi antara dua kondisi pengambilan contoh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam satu arah. Uji lanjut beda nyata terkecil digunakan untuk menentukan perbedaan rata-rata panjang dan rata-rata bobot atara jantan dan betina pada taraf nyata 0,05.
- Daftar Pustaka
Nijiyati, S. 1999. Memelihara Ikan Lele Dumbo Di Kolam Taman. Penerbit Swadaya. Jakarta.
Riyanto,S., W.I. Padang. dan Peni.2010.Tabloid Agrina. Vol. 5, No.122.