ANALISIS NILAI PRODUK HASIL PERIKANAN

TUGAS

MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN

ANALISIS NILAI PRODUK HASIL PERIKANAN

OLEH

AKHMAD AWALUDIN AGUSTIAR

14/369621/PN/13935

 

 

 

 

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2017

 

  1. PENDAHULUAN

 

  1. Latar Belakang

Di era globalisai saat ini, kondisi perekonomian dan persaingan pasar yang semakin ketat menuntut masyrakat ataupun pemilik usaha untuk mampu memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki secara optimal, termasuk berusaha menciptakan suatu produk baru dimana pemilik usaha harus mampu untuk mempengaruhi konsumen agar konsumen tertarik dengan adanya suatu produk baru dan konsumen akan loyal terhadap produk tersebut. Suatu persaingan yang kompetitif akan memacu pemilik usaha untuk senantiasa berfikir kreatif dan inovatif agar usahanya unggul dan menjadi berbeda, agar dapat bertahan dalam kondisi persaingan yang semakin kompetitif, pemilik usaha harus dapat menerapkan strategi yang tepat untuk menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Hal ini perlu dilakukan agar produk pemilik usaha tidak tertinggal dalam persaingan.

Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran dan pelanggan ( Kotler& Amstrong : 2008 ). Pengembangan dan Desain (rancangan) produk-produk yang baik mutunya merupakan kunci kesuksesan di dunia bisnis. Desain produk adalah fungsi produk yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen ( Jenu Widjaya : 2004 – 76 ). Selain itu pengertian yang lain dari Kotler, desain produk adalah totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan dan fungsi produk tertentu menurut yang disyaratkan oleh para pelanggan.

Saat ini usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah berkembang menjadi unsur yang penting dalam pembangunan berbagai negara di dunia karena menyerap tenaga kerja terbesar dan sebagai kontribusi pendapatan domestik bruto yang besar. Di Indonesia sendiri UMKM bahkan mencapai 99,99% dari total uni tusaha, terdiri dari skala usaha mikro yang memiliki persentase 98,85%, usaha kecil1,07%, dan usaha menengah yang memiliki persentase sebesar 0,08%, sedangkan sisanya sebesar 0,01% yang termasuk ke dalam skala usaha besar. Selain itu jumlah MKM di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun (Kementrian Koperasi dan UMKM Indonesia, 2011).


 

  1. ISI

 

2.1 Pemilihan Produk dan Jasa

Terdapat banyak pilihan dalam pemilihan, penetapan, dan perancangan produk. Pemiihan produk adalah proses pemilihan produk atau jasa untuk disajikan kepada pelanggan atau klien. (Ketler : 2009 ). Keputusan produk sangatlah mendasar bagi strategi perusahaan dan akan berdampak luas terhadap seluruh fungsi operasi.

 

2.2. Siklus Hidup Produk

Siklus hidup produk terbagi menjadi empat fase, yaitu perkenalan, pertumbuhan, kematangan, dan penurunan. Terlepas dari waktu siklus hidup produk, tugas manager operasi tetaplah sama yaitu merancang sebuah sistem yang membantu memperkenalkan produk baru dengan sukses.

  1. Fase perkenalan, produk-produk dalam fase ini sedang disesuaika dengan kondisi pasarnya dan teknik-teknik produksinya, maka dibutuhkan biaya yang cukup mahal dalam fase ini. Diperlukan pengeluaran untuk penelitian, pengembangan produk, modifikasi, dan perbaikan proses, serta pengembangan pemasok.
  2. Fase pertumbuhan, desain produk telah mulai stabil dan diperlukan prediksi kebutuhan kapasitas yang efektif. Penambahan kapasitas atau peningkatan kapasitas yang sudah ada untuk menampung peningkatan permintaan produk mungkin diperlukan.
  3. Fase kematangan, disaat sebuah produk mencapai kematangan, pesaing mulai bermunculan. Produksi dalam jumlah besar dan inovatif sangatlah sesuai pada fase ini. Pengendalian biaya yang lebih baik, berkurangnya pilihan dan pemotongan lini produk mungkin akan efektif atau diperlukan untuk meningkatkan keuntungan dan pangsa pasar.
  4. Fase penurunan, produk yang hampir mati biasanya adalah produk yang buruk bagi investasi sumber daya dan kemampuan manajerial.

 

 

 

 

2.3. Analisis Produk Berdasarkan Nilai

Manajer operasi yang efektif memilih produk yang paling menjanjikan.Maka dari itu diperlukan menganalisis produk berdasarkan nilai. Analisisnya adalah dengan cara mengurutkan produk secara menurun berdasarkan kontribusi nilai atau uang setiap produk bagi perusahaan, dan juga kontribusi nilai tahunan total dari setiap produk.

 

2.4. Menghasilkan Produk Baru

Pengembangan produk yang agresif mengharuskan organisasi membangun struktur internal yang membuka komunikasi dengan pelanggan, budaya organisasi, inovatif, penelitian dan pengembangannya agresif, kepemimpinannya kuat, bonusnya bersifat formal, serta pelatihan. Pentingnya produk baru tidak dapat dipungkiri lagi.Sebagian besar perusahaan menguasai pangsa pasar ketika perusahaan kurang dari 5 tahun. Kebutuhan akan produk baru merupakan hal yang sangat dinanti para konsumen.

 

2.5. Pengembangan Produk

Sebuah strategi produk yang efektif menghubungkan keputusan produk dengan arus uang, dinamika pasar, siklus hidup produk, dan kemampuan organisasi. Sistem pengembangan produk tidak hanya menentukan keberhasilan produk, tetapi juga masa depan perusahaan. Tahapan pengembangan produk meliputi, mengumpulkan ide dari banyak sumber, memilih ide dan mengevaluasi apakah perusahaan dapat mengembangkan ide tersebut, persyaratan pelanggan untuk memenangkan pesanan, spesifikasi fungsional, spesifikasi produk, peninjauan desain, pengujian pasar, memperkenalkan ke pasar, evaluasi.

 

2.6. Teknik Mengembangkan Sistem dan Struktur Produk

– Desain yang tangguh, desain produksi yang dapat diproduksi sesuai persyaratan, bahkan dengan adanya kondisi proses produksi yang tidak sempurna.

–  Desain moduler, desain dimana bagian atau komponen dari suatu produk dibagi-bagi menjadi modul-modul yang dapat dipertukarkan dan diganti dengan mudah.

– Computer-aided design, penggunaan komputer untuk merancang produk secara interaktif dan mempersiapkan dokumentasi teknis.

–  Computer-aided manufacturing, penggunaan teknologi informasi untuk mengendalikan mesin.

– Teknologi virtual reality, bentuk komunikasi visual dimana berbagai citra digunakan sebagai pengganti dari benda aslinya, tetapi masih memungkinkan pengguna untuk meresponsnya secara interaktif.

– Analisis nilai, suatu tinjauan atas produk yang berhasil yang dilakukan selama proses produksi.

–  Desain yang ramah lingkungan, mengembangkan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan, meminimalkan limbah bahan baku dan energi, mengurangi kewajiban terhadap persoalan lingkungan hidup, dll.

 

2.7. Dokumen untuk Produksi

– Gambar perakitan, gambar produk yang terdiri dari komponen-komponennya yang biasanya merupakan gambar tiga dimensi yang disebut juga gambar isometris.

– Diagram perakitan, grafik untuk menentukan bagaimana komponen mengalir menjadi berbagai subassembly dan akhirnya menjadi produk lini.

– Lembar rute, daftar operasi yang dibutuhkan untuk memproduksi komponen dengan bahan yang terperinci dalam daftar bahan baku.

– Perintah kerja, instruksi untuk membuat sejumlah produk tertentu, biasanya untuk jadwal tertentu.

  • Engineering change noties, berfungsi untuk mengubah beberapa aspek definisi produk, seperti gambar teknik dan daftar bahan baku.

 

 

III. PEMBAHASAN

 

Studi Kasus Analisis Nilai Produk Usaha Olahan Ikan (Kasus pada Kelompok Pengolah dan Pemasar Dwi Tunggal di Banjar Penganggahan, Desa Tengkudak, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

 

3.1 Analisis Nilai Tambah Produk Olahan Ikan berupa abon lele

Hayami et al. 1987 (dalam Maimun, 2009) menyatakan bahwa nilai tambah adalah selisih antara komoditas yang mendapat perlakuan pada tahap tertentu dan nilai korbanan yang digunakan selama proses berlangsung. Ada dua cara menghitung nilai tambah yaitu : (1) nilai untuk pengolahan dan (2) nilai tambah untuk pemasaran (Hayami 1990; dalam Sudiyono, 2002).

Harga jual abon lele sebesar Rp 250.000,00/kg. Dalam satu kali proses produksi memerlukan 6 kg bahan baku dan jumlah produk yang dihasilkan sebanyak 2 kg output berupa abon lele. Besarnya nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan setiap kg abon lele adalah Rp 61.583,33/kg ikan lele. Dengan nilai tambah sebesar Rp 61.583,33/kg ikan lele dihasilkan rasio nilai tambah sebesar 73,90% artinya 73,90% nilai produk merupakan nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ikan lele. Keuntungan yang diperoleh dari pengolahan ikan lele menjadi abon lele dalam satu kg bahan baku sebesar Rp 38.250,00/kg ikan lele dengan persentase keuntungansebesar 62,11%.

Biaya tetap pada produksi pengolahan ikan menjadi produk olahan ikan (abon lele, nila goreng, pepes lele) adalah biaya penyusutan alat. Biaya penyusutan alat pada produksi abon lele adalah sebesar Rp 4.354,13. Pada pengolahan nila goreng biaya penyusutan menunjukan angka sebesar Rp 7.371,05 Sedangkan pengolahan pepes lele menunjukan angka penyusutan alat sebesar Rp 3.034,24. Biaya variabel (biaya tidak tetap) untuk pengolahan ikan lele menjadi abon lele pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 6.576.000,00 sedangkan untuk produk olahan nila goreng menghabiskan biaya tidak tetap sebesar Rp 12.288.000,00. Produk olahan pepes lele menggunakan biaya tidak tetap sebesar Rp 20.256.000 untuk produksi tahun 2013.

 

 

 

Tabel 1. Analisis Nilai Tambah pada Abon Lele POKLAHSAR Dwi Tunggal Satu kali Proses Produksi Tahun 2013

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REFERENSI

 

Ditjen P2HP-KKP. 2009. Rancangan Rencanan Strategi Ditjen P2HP 2010-2014.

Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Jakarta.

Effendi T dan Oktariza, 2006. Analisis Finansial dan Nilai Tambah Agribisnis Nilam. Laporan Penelitian. Lemabaga Penelitian, Unpad : Bandung.

Kementrian Koperasi dan UMKM. 2011. Data Usaha Mikro Kecil Menengah

UMKM dan Usaha Besar UB. Retrieved 10 Desember, 2012 from http://www.depkop.go.id

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta: Penerbit Prehallindo.

Maimun. 2009. Analisis Pendapatan Usahatani dan Nilai Tambah Saluran Pemasaran Kopi Arabika Organik dan Anorganik. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Mulyadi, S. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Muslich, M. 2000. Manajemen Keuangan Modern, Analisis, Perencanaan, dan kebijakan. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Sudiyono, A. 2002. Pemasaran Pertanian. Malang: UMM Press.

Sumarni, M dan Soeprihanto, J. 1995. Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan). Jakarta: Liberty

 

 

Agustyar

Mahasiswa perikanan UGM 2014

Leave a Reply

Your email address will not be published.