Biokonversi Kitin Cangkang Udang Menjadi N-asetilglukosamin oleh Serratia marcescens PT 6 Pada Berbagai Rasio Konsentrasi Karbon dan Nitrogen

Latar belakang
Kitin merupakan salah satu komponen yang kelimpahannya paling banyak di alam setelah selulosa. Beberapa jenis hasil perikanan yang menjadi sumber kitin diantaranya yaitu cangkang udang, cangkang kepiting dan tulang cumi-cumi. Kitin dapat didegragasi menjadi monomer N-asetilglukosamin oleh enzim kitinase. Serratia marcescens adalah salah satu bakteri yang dapat menghasilkan enzim kitinase.
Faktor yang mempengaruhi produksi enzim kitinase pada bakteri S. marcescens diantaranya yaitu suhu, pH, jenis karbon dan sumber nitrogen. Sumber karbon (C) dan jenis nitrogen (N) pada bakteri digunakan untuk suplai nutrisi sebagai sumber energi. Sumber karbon dan jenis nitrogen dapat menurunkan atau meningkatkan aktivitas kitinase, tergantung pada kesesuaiannya terhadap preferensi bakteri. Read More

AKTIVITAS SINERGIS BERBAGAI ENZIM KITINASE PADA Serratia marcescens OLEH CHITOBIASE DAN CITIN BINDING PROTEIN

INTISARI

Kitin merupakan salah satu komponen yang kelimpahannya paling banyak di alam setelah selulosa. Beberapa jenis hasil perikanan yang menjadi sumber kitin diantaranya yaitu cangkang udang, cangkang kepiting dan tulang cumi-cumi. Kitin dapat didegragasi menjadi monomer N-asetilglukosamin oleh enzim kitinase. Serratia marcescens adalah salah satu bakteri yang dapat menghasilkan enzim kitinase.  S. marcescens memproduksi 3 jenis enzim kitinase yaitu ChiA, ChiB dan ChiC. Ketiga enzim kitinase yang dihasilkan oleh S. marcescens memiliki karakteristik spesifik dan aktivitas yang sinergis dalam mendegradasi kitin. Kombinasi spesifik enzim kitinase dibutuhkan untuk mendapatkan produk akhir degradasi kitin yang diinginkan. Studi dilakukan untuk mengetahui potensi aktivitas sinergis pada berbagai enzim kitinase dalam menghasilkan senyawa turunannya. S. marcescens CFFSUR-B2 yang mengkode gen kitinase ChiA, ChiB dan ChiC serta chitobiase (Chb) dan chitin binding protein (CBP) dikloning pada E. coli kemudian dipurifikasi dengan affinity chromatography. Aktivitas kitinolitik protein rekombinan dievaluasi secara individu dan kombinasi menggunakan koloidal kitin sebagai substratnya. ChiB dan ChiC mempunyai aktivitas yang tinggi ketika ChiA tidak aktif. Kombinasi ChiB dan ChiC menunjukan peningkatan secara signifikan pada pembentukan trimer dan dimer dari N-asetilglukosamin, namun pembentukan monomer menjadi turun jika dibandingkan dengan reaksi masing-masing enzim secara individu.

 

Kata kunci: aktivitas sinergis, hidrolisis kitin, kitinase, N-asetilglukosamin, Serratia marcescens

Analisis untuk mengendalikan limbah padat produk perikanan filet nila merah (Oreocromis niloticus).

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikan nila merah umumnya dimanfaatkan dan diolah dalam keadaan segar atau diproses menjadi bentuk filet. Menurut Anonim (2010), produk hasil perikanan yang bernilai ekonomi tinggi salah satu contohnya adalah filet ikan. Industri perikanan menjadi salah satu wadah penting dalam keberlangsungan proses hulu ke hilir perikanan. Dengan adanya industri perikanan, sosial ekonomi masyarakat luas dapat ditunjang lebih baik dan dengan menitikberatkan pada kesejahteraannya.

Kecap ikan memiliki rasa dan aroma yang khas. Olahan tersebut menjadi salah satu produk yang diperoleh dengan cara fermentasi. Menurut Tampubolo et al. (2007), kecap ikan (fish sauce) adalah cairan yang diperoleh dari fermentasi ikan dengan garam. Secara tradisional, bahan baku kecap ikan dapat berasal dari ikan dan atau limbah ikan (Purwaningsih, 1995). Proses pembuatan kecap ikan menggunakan metode tradisional yaitu tanpa penambahan enzim dari luar membutuhkan waktu yang lama, akan tetapi memiliki cita rasa yang lebih sedap. Secara teori, proses tersebut dapa dipercept dengan bantuan jenis bakteri fermentasi dan menggunakan enzim (Gildberg, 2004). Read More

ACARA I PERHITUNGAN MIKROBIA PADA PRODUK PERIKANAN

ACARA I

PERHITUNGAN MIKROBIA PADA PRODUK PERIKANAN

 

Tujuan : Mengetahui cara perhitungan jumlah bakteri, jamur, dan khamir pada produk perikanan

 

Metodologi

  1. Alat
  • Mortar
  • Timbangan
  • Tabung reaksi
  • Mikrotube
  • Petridisk
  • Drigalski
  • Jarum ose
  • Inkubator
  • Vortex
  • Spuite
  • Pisau
  • Pembakar spiritus
  • Tisu
  • Hand counter
  • Kamera
  1. Bahan
  • Ikan nila pasar tradisiona
  • Ikan nila pasar modern
  • Ikan teri pasar tradisional
  • Ikan teri pasar modern
  • Terasi pasar tradisional
  • Alkohol 70%
  • Medium NA (Nutrient Agar)
  • Medium PDA (Peptone Dextrose Agar)
  • BPB (Butterfields Phosphate Buffered)
  1. Cara Kerja
  2. Sampel sebanyak 1gr yang sudah dihaluskan dimasukan ke dalam 9mL BPB. Dihomogenkan selama 2 menit
  3. Lakukan seri pengenceran hingga 10‑6 dengan 2 kali ulangan
  4. Pengenceran 10-2 hingga 10-4 ditanam pada medium PDA diinkubasi selama 5×24 jam
  5. Pengenceran 10-4 hingga 10-6 ditanam pada medium NA diinkubasi selama 2×24 jam
  6. Hitung jumlah bakteri dan jamur

Read More

TOKSIKAN ALAMI I

MAKALAH TOKSIKOLOGI DAN HIGIENE

TOKSIKAN ALAMI I

 

 

 

 

Kelompok 6 :

Freshy Mayang Sary    (14/369227/PN/13885)

Danang Adi Wibowo    (14/369618/PN/13932)

Ivana Madarina D        (14/369620/PN/13935)

Akhmad Awaludin A    (14/369621/PN/13935)

Isnin Dwi Saputri          (14/369622/PN/13936)

 

 

 

DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2017 Read More